Ilmu / Alat Bantu Filologi

Ilmu / Alat Bantu Filologi - Hallo sahabat Demasyuri, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Ilmu / Alat Bantu Filologi, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Filologi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Ilmu / Alat Bantu Filologi
link : Ilmu / Alat Bantu Filologi

Baca juga


Ilmu / Alat Bantu Filologi

Ilmu Bantu Filologi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa filollogi adalah disiplin ilmu yang membahas mengenai naskah-naskah kuno dan untuk mengkaji naskah-naskah tersebut. Filologi membutuhkan ilmu-ilmu bantu yang  erat kaitannya dengan bahasa dan beberapa ilmu pendukung baik dari ilmu sosial sampai agama.


1)      Ilmu Linguistik
               Linguistik merupakan ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah yang muncul pertama kali pada tahun 1808 dalam majalah ilmiah yang disunting oleh Johan Severin Vater dan Friedrich Justin Bertuch (Kridalaksana. 2011:114). Sedangkan hubungan antara filologi dan linguistik tercermin dari objek kajiannya, bahasa. Manakala filologi mencari makna dari suatu teks yang  pada dasarnya adalah bahasa maka filologi membutuhkan linguistik sebagai upaya untuk memaknai bahasa masa lampau dengan berbagai keunikannya.

               Kemudian, ada beberapa cabang linguistik yang dipandang dapat membantu filologi dalam pengkajian naskah. Pertama, etimologi yang berfungsi untuk mempelajari asal muasal sejarah kata. Kedua, sosiolinguistik merupakan cabang linguistik yang menelaah korelasi dan saling berpengaruhnya antara perilaku bahasa dan perilaku sosial. Ketiga, stilistika merupakan ilmu yang mencermati gaya bahasa sastra sehingga filologi akan terbantu untuk mengetahui berapa usia teks tersebut.

2)      Pengetahuan Bahasa-Bahasa yang Mempengaruhi Bahasa Teks.

         Dalam bidang ini, seorang filolog harus mampu menguasai atau mengetahui bahasa-bahasa yang sering terdapat dalam naskah kuno yang dapat mempengaruhi suatu teks. Semisal dalam sebuah naskah kuno dalam ranah Nusantara yang banyak dipengaruhi oleh bahasa asing. Terutama adalah bahasa Sansekerta dan Arab. Kedua bahasa ini akan memudahkan seorang filolog untuk menguraikan makna suatu naskah nusantara.

Semisal bahasa Sansekerta yang banyak dijumpai dalam naskah cerita fiksi atau berupa epik Ramayana, mahabarata, dan Sang Hyang Kamahayanikan. Sedang dalam bahasa arab akan kita temui dalam karya melayu kuno seperti karangan Hamzah Fanzuri, Nuruddin Arraniri, Abdurauf Asssingkeli dan lain-lain. Dalam karya ini, mereka menggunakan bahasa Arab yang menguraikan banyak hal mengenai agama Islam yang memiliki bentuk tanpa syakal atau berharokat.

3)      Paleografi
Dari beberapa ilmu pendukung dalam pembahassan filologi, paleografi merupakan ilmu yang wajib dimiliki oleh seorang filolog dikarenakan ilmu ini membahas mengenai tulisan-tulisan kuno. Sedangkan hubungan antara keduanya adalah pengkajian mengenai penjabaran tulisan-tulisan kuno baik dalam prasasti, batu atau pun logam. Lebih lanjut, paleografi akan membantu dalam menentukan waktu dan tempat terjadinya tulisan tersebut. Hal ini sangat penting karena indikator-indikator yang muncul dari tulisan tersebut akan memberikan titik terang tentang siapa pengarang tulisan tersebut. Selain itu, hal yang tidak boleh dilewatkan adalah pengamatan anatomi dari tulisan itu sendiri seperti ukuran, bahan naskah, tinta, panjang dan jarak baris dalam tulisan.

Baca Juga: Filologi - Naskah Melayu Lama dan Naskah Jawa Kuno - Part 2

Dalam sejarah Asia tenggara, ada pula tulisan kuno yang dikembangkan di Nusantara dulu. Tulisan itu adalah tulisan yang disebut Palawa. Tulisan ini dibagi menjadi 2 ciri, palawa awal dan palawa lanjut. Palawa awal menunjukkan adanya pengaruh dari India Selatan dan Sri Langka di abad ke-3 hingga abad ke-5. Sedang palawa lanjut, dimulai pada abad ke-7 dan 8.

4)      Ilmu Sastra
Dalam peradaban nusantara banyak sekali karya fiksi yang mengarah kepada karya sastra. Karya sastra ini lebih didominasi dengan karaya yang bergenre jenaka atau pelipur lara, berbingkai. Selain itu, ada pula cerita pewayangan yang menggambarkan kisah kehidupan manusia yang tercermin dari khasanah agama Islam. Tentunya, itu semua membutuh kan pendekataan yang signifikan untuk mengetahui secara pasti makna dari kisah-kisah tersebut.
Untuk itu, pendekatan yang dirasa baik dan tepat adalah 4 pendekatan milik Abrams (1953) oleh Teeuw (1980) yang dianggap oleh Wellek dan Waren sebagai 3 pendekatan ekstrinsik dan 1 pendikatan intrinsik.

a.       Pendekatan Mimetik         : Suatu pendekatan yang lebih mengutamakan aspek-aspek referensial, acuan karya sastra, kaitannya dengan dunia nyata.

b.      Pendekatan pragmatik      : Pendekatan yang mengutamakan respon atau pengaruh suatu teks terhadap pembaca  atau pendengar.

c.       Pendekatan ekspresif        : Suatu pendekatan yang menitik beratkan penulis karya sastra sebagai penciptanya yang mengandung banyak arti didalam karyanya terutama dalam eksperi dan emmosii pengarang.

d.      Pendekatan objektif          : Pendekatan yang mengkaji naskah tersebut tanpa melihat asal muasal naskah tersebut.

Akan tetapi, para sastrawan modern mendapati suatu pendekatan yang disebut pendekatan represif. Pendekatan ini lebih menonjolkan seberapa besar tanggapan pembaca terhadap karya yang ada.

5)      Ilmu Agama
Selain ilmu sastra atau  linguistik yang diperlukan dalam memaknai sebuah teks, seorang filolog pula harus mengetahui seluk-beluk tentang agama yang ada di nusantara. Seperti Hindu, Budha dan Islam. Mengingat ketiga agama ini banyak mempengaruhi budaya nusantara. Ddalam masalah ilmu bantu yang satu ini diharapkan seorang filolog dapat mengkoneksikan hubungan antara pengaruh agama dalam sebuah naskah seperti yang tercitra dalam naskahBrahmadapura yang menjadi kitab panutan pemeluk agama Hindu.

Lebih lanjut, Dari sejumlah 5.000 naskah Melayu yang telah berhasil dicatat oleh Ismail Hussein dari perpustakaan dan museum berbagai Negara yang terdiri dari 800 judul, 300 judul diantaranya berupa karya-karya dalam bidang ketuhanan (Baried, 1994:23).  Dalam pernyataan ini menandakan bahwa ilmu tentang agama memiliki peran penting dalam pengkajian filologi yang nantinya dapat memberikan kontribusi terhadap pemecahan isi dari suatu naskah.

6)      Sejarah Kebudayaan
Penguasaan Sejarah Negara bagi seorang filolog akan membantu dalam meruntutkan sejarah dan kebudayaan yang telah ada secara runtut dan historis. Melalui sejarah kebudayaan, kita dapat mengetahui seberapa jauh kebudayaan yang tumbuh dan berkembang pada waktu itu. Hal ini, sangat berbanding lurus dengan seberapa hebat karya yang mereka lahirkan.

7)      Antropologi
Secara singkat disebutkan bahwa antropologi ialah penyelidikan terhadap manusia dan kehidupannya (Partanto, 2001:44). Dari pengertian yang ada, maka dapat dikaitkan dengan filologi  bahwa kehidupan manusia tidak bisa lepas dari adanya kebudayaan dan filologi mengkaji salah satu budaya dari manusia yang berbentuk naskah. Dalam hal ini, antropologi lebih menekankan penelitian bagaimana manusia menyikapi naskah yang telah ada dari zaman dahulu hingga sekarang.


Demikianlah Artikel Ilmu / Alat Bantu Filologi

Sekianlah artikel Ilmu / Alat Bantu Filologi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Ilmu / Alat Bantu Filologi dengan alamat link https://demasyuri.blogspot.com/2016/05/ilmu-alat-bantu-filologi.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ilmu / Alat Bantu Filologi"

Post a Comment