Makalah Deret Morfologi Bahasa Indonesia

Makalah Deret Morfologi Bahasa Indonesia - Hallo sahabat Demasyuri, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Makalah Deret Morfologi Bahasa Indonesia, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Bahasa, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Makalah Deret Morfologi Bahasa Indonesia
link : Makalah Deret Morfologi Bahasa Indonesia

Baca juga


Makalah Deret Morfologi Bahasa Indonesia


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi-Nya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Eddy Sugiri selaku dosen pengampu mata kuliah, rekan-rekan mahasiswa, dan semua pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam penulisan makalah ini.

Makalah ini berjudul deret morfologik: identifikasi bentuk asal dalam morfologi bahasa indonesia penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Morfologi II. Deret morfologik merupakan salah satu sub bab dalam dalam kajian linguistik yang dikelompokkan dalam mata kajian morfologi yang dapat digunakan sebagai metode identifikasi morfem. Mengetahui morfem dalam bentuk asal memang sangat perlu dipahami oleh pengkaji bahasa karena morfem adalah bagian dari satuan gramatik yang paling dasar.

Demikian makalah ini penulis susun, semoga dapat menambah khazanah keilmuan pembaca, sekaligus penulis sendiri. Penulis merasa pengembangan bahasan dalam makalah ini masih belum memenuhi sempurna sehingga penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca dan semua pihak demi menyempurnakan makalah ini selanjutnya.







BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Bahasa merupakan sebuah sistem tuturan yang memiliki otoritas struktural yang disepakati oleh penutur komunal. Dengan demikian bahasa bersifat arbitrer sesuai konvensi sebuah komunal penutur bahasa. Sistem yang terbentuk dalam sebuah bahasa secara struktural seringkali disebut sebagai struktur gramatik atau tata bahasa. Dalam ilmu liguistik terdapat satu kajian yang disebut dengan morfologi. Kajian ini membahas tentang morfem, seluk beluk, dan proses pembentukannya. Diantara bahasan itu ada kajian yang dinamakan sebagai deret morfologik. Deret morfologik merupakan deretan yang memuat kata-kata yang berhubungan dalam bentuk dan artinya. Kata-kata ini dibandingkan dan diidentifikasi sehingga ditemukan bentuk asalnya. Penjabaran tentang deret morfologik akan dijabarkan lebih detil dalam makalah ini.



1.2  Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan deret morfologik?
Dimana posisi deret morfologik dalam kajian linguistik?
Bagaimana proses identifikasi bentuk asal melalui deret morfologik?




BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Deret Morfologik.

Deret morfologik merupakan sebuah daftar atau deretan yang memuat kata-kata yang memiliki bentuk dan arti saling berhubungan (Ramlan, 2001: 34). Kata-kata yang saling berhubungan bentuk dan artinya ini dijajarkan dalam sebuah deretan dan dibandingkan dengan setiap anggota deret lainnya. Sehingga dari pembandingan itu dapat ditemukan hasil identifikasi bentuk asal dan jumlah morfem yang membangun bentukan sebuah kata.

Deret morfologik amat berguna dalam menentukan morfem-morfem sekaligus mengidentifikasi bentuk asal suatu morfem (Ramlan, 2001: 35). Salah satu manfaat identifikasi morfem dengan deret morfologi ini disamping untuk mengetahui bentuk asal yang mendasari sebuah kata adalah menentukan jumlah morfem yang membangun sebuah kata. Misal kata berteriakan terdiri dari tiga morfem yakni ber-, teriak, dan –an. Kata terpaku terdiri dari dua morfem yakni ter- dan paku. Sedang kata terlantar terdiri dari satu morfem saja yakni terlantar. Proses kerja deret morfologik selanjutnya akan dijelaskan di bab selanjutnya.



2.2 Posisi Deret Morfologik dalam Kajian Linguistik.

Deret morfologik merupakan sub bab dalam kajian linguistic yang terangkum dalam bab morfologi. Deret ini mengidentifikasi susunan morfem dalam suatu bentuk kata. Secara luas, bahasan yang ditelisik dalam kajian linguistik ada dua, yakni intralingual dan ekstralingual. Intralingual adalah kajian bahasa yang meliputi aspek bahasa itu sendiri yakni struktur bahasa dan makna sedangkan ekstralingual adalah kajian bahasa yang mengkaji aspek luar bahasa dan mengacu pada referen (aspek benda yang dimaksud). Jadi bahasa itu menjelaskan dirinya sendiri sebagai objek kajian. Hal inilah yang disebut dengan tata bahasa atau gramatika bahasa. Deret morfologik merupakan bagian dari gramatika sehingga deret morfologik termasuk dalam kajian intralingual.





2.3 Proses Identifikasi Bentuk Asal Melalui Deret Morfologik.

Bentuk asal adalah satuan kata yang paling kecil yang menjadi asal suatu kata kompleks (Ramlan, 2001: 49). Bentuk asal merupakan bentuk kata paling awal yang menjadi asal terbentuknya sebuah kata yang lebih kompleks. Kekompleksan itu adalah cakupan makna yang luas dikarenakan penambahan morfem-morfem terikat. Misalnya kata pembacaan terbentuk dari bentuk asal baca lalu mendapatkan afiks –an menjadi bacaan, kemudian mendapatkan  afiks pe- menjadi pembacaan. Bentuk asal merupakan saudara kembar bentuk dasar. Bentuk dasar adalah satuan, baik tunggal maupun kompleks, yang menjadi dasar bentukan satuan yang lebih besar (Ramlan, 2001: 49). Bentuk dasar berkutat pada area yang sama dengan bentuk asal. Keduanya sama-sama mengurai bentukan kata, hanya saja menggunakan sisi pandang yang berbeda. Misal kata pembacaan terbentuk dari bentuk dasar bacaan dengan afiks pe-, lalu kata bacaan berasal dari bentuk dasar baca dengan afiks –an.

Dalam hal ini deret morfologik erat kaitannya dengan bentuk asal. Deret morfologik menjajarkan kata-kata yang sebentuk dan sejenis dengan maksud membandingkan dan menyimpulkan kata dasar dengan memisah morfem-morfem yang melekat pada morfem bebas sehingga ditemukan jumlah morfem yang membentuk sebuah kata. Misal kita mulai dengan kata kedekatan. Demi mengetahui kata ini terbentuk dari satu, dua, atau tiga morfem. Di samping kata kedekatan, terdapat kata:

Kedekatan

Berdekatan

Pendekatan

Mendekatkan

Didekatkan

Terdekatkan

Mendekat

Terdekat

Didekati

Mendekati

------------ dekat.

Dari perbandingan kata-kata diatas dapat kita katakan bahwa pada  deretan tersebut terdapat morfem dekat sebagai unsur yang terdapat dalam setiap kata yang menjadi anggota deret tersebut. Dengan demikian kesimpulannya adalah pada kata kedekatan terdapat dua morfem yang membangunnya yakni dekat dank ke-an.

Fenomena pada kata terlantar misal sebagai berikut. Di samping kata terlantar terdapat beberapa kata yang dapat kita deretkan sebagai berikut:

Terlantar

Diterlantarkan

Menterlantarkan

-------------- terlantar.

Dari perbandingan tersebut dapat kita simpulkan bahwa pada kata terlantar hanya terdiri dari satu morfem yakni terlantar karena kata ini menjadi unsur yang terkandung dalam semua anggota deret. Sedang jika kita bandingkan dengan kata lantaran akan ditemukan deret berikut:

Terlantar

Lantaran

---------- lantar.

Secara bentukan kedua kata ini memiliki hubungan yang terkait, namun jika dilihat dari segi arti keduanya tidak memiliki keterpautan makna. Sehingga kedua kata ni tidak dapat dikumpulkan dalam satu deret. Selain itu juga tidak dapat dibandingkan.





BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Deret morfologik adalah daftar yang berisi kata-kata yang saling berhubungan dalam bentuk dan makna. Dengan adanya hubungan ini kata-kata tersebut dibandingkan dan diidentifikasi morfemnya sehingga ditemukan bentuk asal sekaligus jumlah morfem yang membentuk dalam kata tersebut.

Deret morfologik sangat berguna dalam menentukan morfem-morfem. Karenanya deret morfologik menjadi salah satu metode mengidentifikasi morfem pada suatu kata. Dilihat dari objeknya deret morfologik erat kaitannya dengan bentuk asal dan bentuk dasar, namun bantuk asal memiliki hubungan yang lebih erat dengan deret morfologi daripada bentuk asal sehingga makalah ini lebih menekankan pada bentuk asal sebuah kata.

Dalam linguistik deret morfologi berposisi sebagai bagian dari kajian gramatika atau disebut dengan intralingual.



3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini, penulis masih merasa kurang dapat menyajikan data secara rinci dan gambling karena terbatasnya pustaka yang didapatkan. Demi terciptanya tradisi akademik yang baik, apabila dalam makalah ini ditemukan kesalahan dalam disiplin ilmu yang berkaitan seyogyanya penulis selanjutnya dapat menyempurnakannya menjadi tulisan utuh yang dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan yang dimaksud.







DAFTAR PUSTAKA

Ramlan, M. 2001. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: C.V. Karyono.



Verhaar, J. W. M. 2010. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.


Demikianlah Artikel Makalah Deret Morfologi Bahasa Indonesia

Sekianlah artikel Makalah Deret Morfologi Bahasa Indonesia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Makalah Deret Morfologi Bahasa Indonesia dengan alamat link https://demasyuri.blogspot.com/2016/05/makalah-deret-morfologi-bahasa-indonesia.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Deret Morfologi Bahasa Indonesia"

Post a Comment